ai-03703

ai-03703

Selasa, 25 Januari 2011

MATERI STUDY ISLAM RAMADHAN


BAB
THAHARAH

A.      Pengertian Thaharah
Thaharah adalah suatu pekerjaan yang menjadi salah satu syarat sahnya salat, seperti: menghilangkan najis, bercawi, wudhu, mandi, dan tayamum.
1.   Bersesuci dari hadats
Bersesuci dari hadats adalah dengan berwudhu, mandi, dan tayamum (sebagai ganti dari wudhu dan mandi)
2.       Bersesuci dari kotoran
Bersesuci dari kotoran adalah dengan beristinja (cewok), menghilangkan najis dari badan, pakaian, dan tempat.
B.      Alat Yang Dapat Dipakai Untuk Bersesuci
1.       Air                                 
2.       Debu
3.       Batu
4.       Samak
5.       Sabun
C.      Pembagian-pembagian Air
1.       Thahir Muthahir (suci mensucikan)
Adalah setiap apa saja yang turun dari langit atau yang  bersumber dari bumi yang belum terkena najis atau yang  belum dipergunakan atau dipakai, yaitu: air hujan, air sumur, air sungai, air laut, air salju (es), air embun, dan air sumber.
2.       Thahir Ghairu Muthahir (suci tidak mensucikan atau air musta’mal)
Adalah air suci yang sudah digunakan untuk menghapus hadats atau menghilangkan najis.
3.       Air Mutannajis (air yang terkena najis)
Adalah air yang sedikit (kurang dari 2 kulah) yang terkena najis.
BAB
NAJIS
A.      Macam-macam Najis
1.       Mugholazhoh (Najis Berat)
Najis mugholazoh adalah najis anjing dan babi, liur keduanya, keringat serta sesuatu yang keluar dari anjing dan babi atau dari salah satu keduanya walaupun bersama hewan yang suci.

Cara  mensucikan najis mugholazhoh, yaitu dengan cara dibasuh /disiram tempatnya sebanyak tujuh kali dengan air yang suci dan salah satunya dicampur dengan debu yang suci pula setelah hilang benda dan najisnya.

2.       Mutawasithoh (Najis Sedang)
Najis mutawasithoh terbagi 2, yaitu:
a.       Hukmiyah
Adalah najis yang tidak ada bentuk, rasa, dan warnanya seperti: kencingnya selain anak-anak yang telah kering dan tidak nampak sifat najis tersebut.

Cara mensuciknya, yaitu dengan cara dibasuh dengan air walaupun  hanya sekali basuh.

b.      ‘Ainiyah
Adalah najis yang nampak bentuk, rasa, warna, dan baunya, seperti: kotoran manusia, dan hewan, darah, nanah, muntah, benda yang memabukan, kencing, madzi, wadi’ serta bangkai, kecuali bangkai manusia, ikan, dan belalang.

Cara mensucikanya, yaitu dengan cara dibasuh tempatnya dengan air sampai hilang rasa, bau, dan warnaya.

3.       Mukhofafah (Najis Ringan)
Najis mukhofafah adalah kencingnya bayi laki-laki yang tidak makan apa-apa, kecuali air susu ibu dan tidak sampai pada umur 2 tahun.

Cara mensucikannya, yaitu dengan cara menyiram tempat yang terkena najis dengan air sampai  mengalir.

BAB
WUDHU
A.      Rukun Wudhu
1.    Niat
Niat merupakan perkara yang diucapkan oleh lisan, diyakini oleh hati/qolbu dengan tujuan memulai sesuatu pekerjaan atau perbuatan, baik bernilai kemaslahatan dan kemadharatan. Contoh niat
“saya berniat mau mencuri mangga tetangga”. Pada contoh ini berarti ucapan niat tersebut dikategorika kepada niat yang berujung kepada kemadharatan/kemaksiatan. Akan tetapi niat berwudhu menurut salah satu pendapat dimulai ketika air akan diguakan untuk membasuh muka atau akan mengenai muka, yaitu:

2.    Membasuh Muka
        Rukun wudhu yang kedua adalah membasuh muka/wajah. Definisi wajah dikutip dari kitab syarah sittin masalah adalah bagian muka dengan batas atas adalah kulit rambut (di atas dahi), batas bawah adalah bagian kulit di bawah dagu, sedangkan batas kiri dan kanan adalah pentil atau bagian terluar dari telinga manusia. Artinya seluruh bagian yang berada di wajah wajib hukumnya terbasuh air wudhu, jika tidak terbasuh maka wudhunya akan batal.

3.       Membasuh Kedua Tangan Sampai Siku
        Rukun wudhu yang ke tiga adalah membasuh kedua tangan sampai siku, ini berdasarkan nash Al-Qur’an
Kemudian untuk cara membasuhnya yaitu dengan cara mengalirkan dan meratakan air wudhu ke bagian tangan baik bagian luar dan bagian dalam sampai pada batas siku.

4.       Membasuh Sebagian Kepala
Rukun wudhu yang ke empat adalah membasuh/mengusap sebagian kepala berdasarkan nash Al-Qur’an
pada bagian ini yang diwajibkan untuk dibasuh adalah hanya sebagian kulit kepala saja, akan tetapi bila berkeinginan mencapai kesempurnaan, maka disunnahkan untuk membasahi seluruh bagian kulit kepala.
5.       Membasuh kedua kaki sampai pada  mata  kakinya.
Rukun wudhu yang ke lima adalah membasuh kedua kaki sampai pada mata kaki, nash Al Qur’an berbunyi

,caranya pada bagian ini adalah mengalirkan air wudhu ke bagian kaki sampai pada mata kaki, tetapi untuk mencapai kesempurnaan dan kehati-hatian (ihtithiyat) maka kita disunahkan untuk membasuh kedua kaki sampai lewat mata kaki.

6.       Tertib ( Beraturan)
Yang dimaksud dengan tertib adalah  beraturan, yaitu mengerjakan rukun wudhu dari urutan pertama sampai pada urutan terakhir.

B.      Syarat -syarat Wudhu
1.       Orang islam
2.       Mumayyiz
3.       Tidak ada penghalang yang dapat mencegah sampainya air kepada kulit (anggota wudhu), seperti: lilin, tipe-x, cutek, lemak dan sebagainya.
4.       Harus tidak berkeyakinan bahwa satu fardu dari sebagian fardu yang lain ialah sunah
5.       Air yang suci mensucikan.

C.      Sunah-sunah Wudhu
1.       Membaca basmalah
2.       Membasuh kedua telapak tangan
3.       Bersiwak (menyusur)
4.       Berkumur-kumur
5.       Menghirup air ke hidung  kemudian dikeluarkan
6.       Mengusah seluruh kepala
7.       Mengusap kedua telinga bagian luar dan dalamnya.
8.       Menyela-nyela  janggut yang tebal
9.       Menyela-nyela kedua tangan dan kaki
10.   Mendahulukan anggota yang kanan daripada yang kiri
11.   Melakukan 3 kali-3 kali
12.   Berturut-turut
13.   Membaca do’a setelah wudhu

D.      Makruh-makruhnya Wudhu
1.       Berlebih-lebihan dalam menggunakan air
2.       Meminta bantuan kepada orang lain untuk berwudhu (kecuali karena udzur)
3.       Melebihi dari 3 kali basuhan
4.       Mengeringkan anggota wudhu

E.       Yang Membatalkan Wudhu
1.       Setiap sesuatu yang keluar dari dua jalan (qubul atau dubur)
2.       Hilang akal sebab mabuk, sakit gila, ayan, tidur yang tidak tetap pada tempat duduknya dari tanah/lantai
3.       Menyentuh kulit lawan jenis (laki-laki atau perempuan) yang bukan muhrinya dengan tanpa hijab (penghalang)
4.       Menyentuh kemaluan manusia dengan telapak tangan.

BAB
SALAT
A.      Penegertian Salat
1.       Menurut etimology  (bahasa), salat adalah do’a.
2.       Menurut terminology
(syara’), salat adalah suatu pekerjaan yang diawali dengan takbiratulihram dan diakhiri dengan salam.

B.      Syarat Sah Salat
1.       Suci dari hadats
2.       Suci pakaian dan tempat dari najis
3.       Menutup aurat (aurat laki-laki adalah diantara pusar dan lutut, sedangkan aurat wanita adalah seluruh badan (tubuh) kecuali wajah dan telapak tangan)
4.       Menghadap kiblat
5.       Masuk waktu salat

C.      Rukun Salat
1.       Berdiri bagi yang mampu berdiri untuk salat fardu
2.       Niat ketika takbiratul ihram
3.       Takbiratul ihram
4.       Mambaca al-fatihah
5.       Ruku’
6.       Thuma’ninah (berdiam sejenak) di dalam ruku’, I’tidal, sujud dan duduk diantara dua sujudan
7.       I’tidal
8.       Sujud
9.       Duduk diantara dua sujudan
10.   Duduk tasyahud akhir
11.   Membaca tasyahud akhir
12.   Membaca shalawat kepada nabi di dalam tasyahud akhir
13.   Tertib (berurutan)

D.      Yang Membatalkan Salat
1.       Berbicara dengan sengaja
2.       Bergerak tiga kali berturut-turut
3.       Makan atau minum
4.       Meninggalkan salah satu dari rukun salat

BAB
PUASA

A.      Pengertian Puasa
Puasa adalah mencegah atau menahan diri dari makan, minum, jima’ (bersetubuh), dan setiap apa saja yang membatalkan puasa sejak mulai terbitnya fajar sampai terbenamya matahari selama hari-hari dala bulan Ramadhan.

Yang wajib melaksanakan puasa adalah:
1.       Islam
2.       Baligh
3.       Berakal
4.       Mampu/kuat berpuasa
5.       Suci  dari haid dan nifas

B.      Fardu Puasa
1.    Berniat puasa setiap malam di bulam Ramadhan, adapun niatnya sebagai berikut:  
  
2.    Menahan diri dari apa-apa yang dapat membatalkan puasa.



C.      Yang Membatalkan Puasa
1.       Memasukkan sesuatu ke dalam lubang dengan sengaja
2.       Muntah dengan disengaja
3.       Haid
4.       Nifas
5.       Keluar mani (sperma) dengan sengaja
6.       Jima’ (bersetubuh)
7.       Murtad (keluar dari islam)
8.       Gila (hilang akal)


Bahan Rujukan:
1.       Kitab Al-Taqrib
2.       Kitab Fathul Mu’in
3.       Kitab Sittin Masalah
Penyusun : Ahmad Idris
                 Said Qosim


1 komentar: